5 Kegagalan Terbesar Klub-klub Besar di Liga Primer Inggris
The EPL telah menjadi rumah bagi beberapa momen paling menggembirakan dan dramatis dalam sejarah sepak bola. Namun, juga telah mengalami kegagalan monumental, di mana klub-klub besar tersandung di bawah beban ekspektasi.
Hari ini kita akan melihat 5 kegagalan mengejutkan klub-klub besar di Liga Primer, yang meliputi kekalahan tak terduga, gelar yang disia-siakan, dan bahkan kekhawatiran akan degradasi.
Tergelincirnya Liverpool di Musim 2013-14
Salah satu momen paling memilukan dalam sejarah Premier League baru-baru ini terjadi pada musim 2013-14, ketika Liverpool nyaris saja mengamankan gelar juara liga pertama mereka dalam 24 tahun terakhir.
Di bawah asuhan Brendan Rodgers, Liverpool memainkan sepak bola yang gemilang, dipimpin oleh penampilan luar biasa dari Luis Suárez, yang mencetak 31 gol pada musim tersebut. Pada bulan April 2014, Liverpool berada di posisi terdepan untuk memenangkan liga.
Namun, dalam pertandingan krusial melawan Chelsea di Anfield pada tanggal 27 April, sebuah kesalahan fatal yang dilakukan oleh sang kapten, Steven Gerrard, membuat Demba Ba berhasil mencetak gol, yang berujung pada kekalahan 2-0. Hasil ini memberikan inisiatif kembali kepada Manchester City, yang akhirnya meraih gelar juara dengan selisih dua poin.
Kegagalan Liverpool untuk mengamankan gelar juara setelah berada dalam posisi unggul tetap menjadi salah satu kejatuhan paling signifikan dalam sejarah Liga Primer.
Keruntuhan Akhir Arsenal di Musim 2002-03
Arsenal, di bawah asuhan Arsene Wenger, hampir mempertahankan gelar juara Liga Primer pada musim 2002-03. Pada bulan Maret, mereka memegang keunggulan delapan poin di puncak klasemen dan tampaknya ditakdirkan untuk mengamankan gelar beruntun. Namun, penurunan performa yang dramatis membuat mereka kehilangan poin-poin penting di akhir musim.
Momen kritis terjadi pada tanggal 4 Mei 2003, ketika Arsenal menghadapi Leeds United di Highbury. Sebuah gol di menit-menit akhir yang menakjubkan dari Mark Viduka memastikan kemenangan 3-2 untuk Leeds, yang secara efektif mengakhiri harapan Arsenal untuk meraih gelar.
Manchester United memanfaatkan keruntuhan Arsenal, memenangkan liga dengan selisih lima poin. Ketidakmampuan Arsenal untuk mempertahankan keunggulan mereka, meskipun berada dalam posisi yang kuat, merupakan salah satu kegagalan penting dalam sejarah Liga Primer.
Pertarungan Degradasi Manchester United di Musim 2013-14
Setelah pensiunnya Sir Alex Ferguson pada tahun 2013, Manchester United menunjuk David Moyes sebagai penggantinya. Musim 2013-14 diperkirakan akan menjadi masa transisi, namun hanya sedikit yang mengantisipasi sejauh mana perjuangan United. Meskipun mewarisi skuat yang telah memenangkan liga dengan selisih 11 poin pada musim sebelumnya, masa jabatan Moyes ditandai dengan penampilan yang buruk dan hasil yang mengecewakan.
Titik terendah terjadi pada 16 Maret 2014, ketika United mengalami kekalahan memalukan 3-0 di kandang dari Liverpool. Hasil tersebut merupakan puncak dari perjuangan United di bawah asuhan Moyes, dan mereka akhirnya finis di urutan ketujuh, posisi terendah mereka di era Premier League saat itu.
Moyes dipecat sebelum akhir musim, dan kegagalan lolos ke kompetisi Eropa untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua dekade terakhir hanyalah lapisan gula di atas kue pahit bagi para pendukung Old Trafford.
Pertahanan Gelar Juara Chelsea di Musim 2015-16
Setelah memenangkan gelar Liga Primer pada musim 2014-15 di bawah asuhan Jose Mourinho, Chelsea diharapkan dapat mempertahankan gelar juara mereka pada musim 2015-16. Namun, musim tersebut berubah menjadi mimpi buruk bagi the Blues. 'Sindrom musim ketiga' Mourinho melanda, yang menyebabkan serangkaian penampilan buruk dan keresahan di ruang ganti. Pada bulan Desember 2015, Chelsea mendekam di dekat zona degradasi, dan Mourinho dipecat pada tanggal 17 Desember 2015.
Tim finis di peringkat 10, posisi terburuk mereka di liga sejak 1995-1996. Kejatuhan dramatis dari juara menjadi medioker di papan tengah hanya dalam satu musim merupakan kegagalan besar bagi klub sekelas Chelsea dan sumber daya yang dimilikinya.
Runtuhnya Pengejaran Gelar Tottenham Hotspur di Musim 2015-16
Musim 2015-16 Liga Primer Inggris paling dikenang karena Kemenangan gelar juara Leicester City yang seperti dongeng. Namun, pertandingan ini juga menampilkan kejatuhan yang signifikan dari Tottenham Hotspur, yang merupakan penantang terdekat Leicester. Di bawah asuhan Mauricio Pochettino, Spurs telah memainkan beberapa sepak bola terbaik mereka dalam beberapa dekade dan berada dalam perburuan gelar liga pertama mereka sejak tahun 1961.
Menjelang akhir musim, peluang Tottenham untuk meraih gelar juara goyah. Momen kritis terjadi pada 2 Mei 2016, dalam "Pertempuran Stamford Bridge" yang terkenal melawan Chelsea. Meskipun sempat unggul 2-0, Spurs akhirnya bermain imbang 2-2, yang secara efektif menyerahkan gelar juara kepada Leicester.
Ketidakmampuan Tottenham untuk mengamankan kemenangan di pertandingan terakhir mereka membuat mereka finis di peringkat ketiga, di belakang Arsenal, meskipun berada dalam posisi yang kuat untuk memperebutkan gelar juara. Kegagalan ini dianggap sebagai salah satu kegagalan paling signifikan dalam sejarah Liga Primer Spurs.
Kesimpulan
Liga Primer telah menyediakan panggung untuk kemenangan luar biasa dan kegagalan spektakuler. Contoh-contoh yang disebutkan di atas menyoroti bahwa bahkan klub-klub terbesar, dengan sumber daya mereka yang besar dan sejarah yang termasyhur, tidak kebal terhadap kejatuhan yang dramatis.
Momen-momen ini, meskipun menyakitkan bagi para penggemar yang terlibat, merupakan bagian integral dari permadani sepak bola Inggris yang kaya, yang menunjukkan kepada kita berkali-kali sifat EPL yang tak terduga dan mendebarkan.